http://renungan-indah.blogspot.com
Seringkali kita dihadapkan pada suatu berita atau keluhan dimana seseorang terpaksa melakukan suatu hal yang salah dan ketika dihadapkan pada akibat dari pilihannya yang diambilnya tersebut, orang itu mengatakan bahwa "dia terpaksa melakukannya karena tidak ada pilihan lain".
Sejujurnya hal tersebut tidaklah tepat. Sebagai manusia yang diberikan akal sehat untuk berfikit, kita selalu memiliki pilihan, apapun kondisinya,... dan seberat apapun masalahnya....
Tidak ada satupun masalah yang tidak memiliki jalan keluar, yang ada hanyalah terlalu pasrahnya seseorang untuk menyelesaikan masalahnya sampai terkadang tidak pernah menggunakan akal sehat lagi dalam memutuskan pilihan atau mengambil tindakan. Untuk lebih mudahnya, ilustrasinya berikut mungkin bisa memberikan contoh :
Katakan bahwa si A akan pergi ke rumah si B yang berjarak 200 meter. Saat akan berangkat, ada 2 pilihan bagi si A :
Pilihan Pertama, memilih untuk berjalan kaki ke rumah si B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 10 menit, badan tidak terlalu capai dan kemungkinan terjatuh akan kecil sekali karena yang bersangkutan hanya berjalan kaki sehingga memudahkannya melakukan kontrol terhadap dirinya.
Pilihan Kedua, memilih untuk berlari ke rumah B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 5 menit (5 menit lebih cepat), namun badan akan terasa lebih capai dan kemungkinan terjatuh akan cukup besar sekali karena yang bersangkutan berlari sehingga ada kemungkinan kontrol terhadap dirinya berkurang.
Sebelum berangkat si A diberikan kesempatan untuk memilih mana yang baik untuk dilakukannya. Ketika si A telah memilih, maka saat itu jatuhlah ketentuan (qadar) bagi dirinya sehingga seandainya saat si A memilih pilihan kedua yaitu berlari, maka seandainya dalam perjalanan ke rumah B dia terjatuh, maka itu termasuk ke dalam akibat yang bakal diterimanya karena mengambil pilihan tersebut.
Dalam hidup, kita selalu punya pilihan untuk menentukan arah hidup kita. Berpasrah tanpa melakukan apapun merupakan pilihan yang keliru. Ingat satu hal, Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang sampai seseorang tersebut berusaha untuk mengubahnya. Seandainya pola berfikir dahulu baru kemudian bertindak dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari kita, maka tidak akan ada orang yang menyesal karena salah dalam mengambil pilihannya. Kalaupun ada penyesalan, tentunya tidak akan separah ketika orang tersebut memutuskan pilihan secara membabi buta tanpa meluangkan waktu untuk berfikir sejenak akan pilihan yang diambilnya kelak.
Hidup adalah sebuah pilihan, maka buatlah pilihan yang tepat agar tidak menyesal dikemudian hari, karena sesal selalu datang diakhir sebuah tindakan yang salah. Mungkin dalam praktek kesehariannya kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang buruk dan tidak menguntungkan, maka kembali ke pola di atas, buatlah pilihan yang terbaik diantara pilihan yang terburuk, karena walau bagaimanapun selalu ada pilihan dalam setiap kondisi.
Sebagai penutup, jangan lupakan berdo'a agar kita tidak akan salah dalam menentukan pilihan kita, karena Tuhan selalu lebih tahu mana yang terbaik bagi kita. Kadang, yang terburuk menurut kita,... merupakan yang terbaik menurut Tuhan.
Yakini satu hal, bahwa selalu ada pelajaran berharga disaat sesuatu yang buruk sedang menimpa kita. Terkadang kita sebagai manusia suka lupa merenunginya.
Isi Pulsa Kini Tidak Perlu Keluar Rumah Lagi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar